(NOMOR 16 s.d. 25)

Stimulus pembangunan manusia juga [....] skema perlindungan sosial dengan memberikan perhatian khusus kepada kelompok masyarakat paling rentan yang selama ini terpinggirkan, termasuk warga lanjut usia (lansia), penyandang disabilitas, perempuan, dan anak-anak. Warga DKI Jakarta yang berusia 60 tahun ke atas, misalnya, memperoleh bantuan program kartu lansia Jakarta (KLJ) senilai Rp600 ribu setiap bulan, sementara para penyandang disabilitas menerima kartu penyandang disabilitas Jakarta (KPDJ) dengan dana bantuan sebesar Rp300 ribu per orang setiap bulan. Selain itu, mereka menerima berbagai bentuk subsidi kebutuhan pokok, dukungan kegiatan pemberdayaan, dan kemudahan dalam menggunakan fasilitas publik seperti gratis naik Trans-Jakarta.

Sementara itu, pembangunan infrastruktur fisik dijadikan faktor pendukung untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mendorong pembangunan manusia. Melalui paket kebijakan yang didasari dan berorientasi pada pembangunan manusia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memfasilitasi pertumbuhan ekonomi yang berkualitas pro-poor dan ramah lingkungan dengan mengutamakan prinsip keadilan.

Sumber: https://mediaindonesia.com

Pembangunan manusia dan demokrasi ibarat dua sisi dari sekeping mata uang, sebagaimana dijelaskan UNDP dalam laporan Pembangunan Manusia 2002 bertema Deepening democracy in a fragmented world bahwa demokrasi merupakan tujuan penting pembangunan manusia, bukan saja sarana untuk mencapainya. Landasan ‘prinsipiel’ keduanya merupakan kebebasan, baik 'kebebasan positif' maupun 'kebebasan negatif'.

Dari catatan di atas, terlihat bahwa kemajuan Ibu Kota tidak saja terletak pada kemegahan dan keindahan fisik, tetapi lebih pada kualitas pembangunan manusia dan demokrasi disertai kesejahteraan rakyat dan kohesi sosial yang terus meningkat. Di balik kemegahan infrastruktur seperti Jakarta International Stadium (JIS), transportasi modern dan murah, taman-taman kota, jembatan penyeberangan orang (JPO), halte, trotoar yang nyaman dan ramah bagi seluruh lapisan masyarakat, terselip semangat pembangunan manusia yang memihak dan memberdayakan rakyat kecil serta menghadirkan kesetaraan dan persatuan di antara semua warga Ibu Kota.

Sumber: https://mediaindonesia.com

Keanggotaan di PBB menjadi tonggak penting dalam sejarah diplomasi Indonesia setelahnya. Keanggotaan di PBB membuka ladang pengabdian dan partisipasi Indonesia dalam penanganan masalah internasional. Sebagai republik muda yang terlahir dari rahim Perang Dunia II dan mulai tumbuh di tengah tarikan kepentingan ideologis negara besar, tidak mudah bagi Indonesia untuk menempatkan diri. Di tengah suasana batin Perang Dingin di antara dua blok ideologi yang hegemonik, Indonesia harus cerdas dan cermat dalam menentukan kebijakan politik luar negerinya.

Bagaimana posisi Indonesia dalam tarikan rivalitas dua blok ideologi dunia? Bung Hatta punya jawaban jitu. Dalam pidato beliau, di depan Sidang KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat), 2 September 1948, Bung Hatta memetaforakan politik luar negeri Indonesia sebagai mendayung di antara dua karang. Bung Hatta mengiaskan kapal Indonesia harus selamat mengarungi samudra meski harus melalui dua karang menghadang di muka, kiri dan kanan. Lahirlah prinsip politik luar negeri Indonesia: bebas-aktif. Prinsip ini, tetap relevan dan masih dipegang sebagai pedoman dalam melaksanakan hubungan dan politik luar negeri hingga kini.

Sumber: https://mediaindonesia.com

Sekeping fakta di muka mengungkapkan bahwa lomba panjat pinang tidak berasal dari masyarakat akar rumput, tapi bermula dari lingkaran istana atau elite atas. Pasalnya, ada hadiah yang diperebutkan. Sudah barang tentu iming-iming itu dapat diwujudkan oleh lapisan sosial atas.

Keliru jikalau panjat pinang dewasa ini sering ditafsirkan sebagai potret kaum berduit yang tertawa di atas penderitaan wong cilik. Kian ngawur dengan interpretasi perhelatan itu menyimbolkan orang yang meraih jabatan maupun kenikmatan mesti menginjak orang di bawahnya. Padahal, lumrahnya hadiah yang diraih dalam panjat pinang bakal dibagi oleh tim sebagai hasil kerja bareng. Bukan cuma dinikmati orang yang berada di atas.

Sumber: jawapos.com 

(NOMOR 26 s.d. 35)

Berpikir positif adalah hal pokok yang dimiliki oleh orang yang optimistis. Ketika berada dalam situasi yang sulit, orang yang optimistis memandang bahwa kesulitan adalah batu pijakan untuk meraih hasil yang lebih baik. Orang yang optimistis juga mampu mengukur kadar kemampuannya dan memanfaatkan kemampuannya dengan maksimal untuk meraih apa yang dia inginkan. Ketika memiliki keinginan yang sulit dicapai, orang yang optimistis tetap berusaha mencoba. Meski kemudian gagal, dia sudah cukup puas dengan usaha yang telah dilakukannya.

Setiap manusia harus optimisme dalam menjalani kehidupan. Dengan sikap optimistis, langkah kita akan tegar menghadapi setiap cobaan dan menatap masa depan penuh dengan keyakinan. Karena garis kehidupan setiap manusia sudah ditentukan-Nya. Tugas kita adalah hanya berusaha, berpikir, dan berdoa. Atau kita harus luruskan niat dan sempurnakan ikhtiar.

Sedikitnya ada tiga pengaruh dari sifat optimisme bagi kehidupan manusia. Pertama, optimisme dapat menumbuhkan cinta akan kebaikan di dalam diri manusia dan menumbuhkan perkembangan baru dalam pandangannya tentang kehidupan. Kedua, optimisme mampu mengurangi sejumlah problematika dalam kehidupan manusia. Wajah-wajah optimistis akan memancarkan kebahagiaan. Tidak hanya pada saat mencapai kepuasan, tetapi juga dalam segala situasi. Ketiga, orang yang menjadikan sifat optimistis sebagai bagian dari kehidupannya, akan tumbuh kepercayaan di antara anggota masyarakat. kepercayaan tersebut merupakan sebab yang mendesak dalam memulihkan dan memajukan umat (bangsa) yang sedang ”sakit” seperti saat ini.

Sumber: jawapos.com 

Sejak 2020, program merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) diimplementasikan di perguruan tinggi (PT) di Indonesia, tidak terkecuali di Surabaya. Berbagai program yang mengarah pada hak belajar mahasiswa pun telah dilaksanakan. Bahkan, antusiasme mahasiswa mengikuti program MBKM pun begitu tinggi.

Di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), per Oktober 2021, sudah 8.000-an mahasiswa yang ikut program MBKM. Koordinator MBKM ITS, Dr.Eng R. Darmawan, S.T. M.T. mengatakan, program MBKM bukan hal baru di ITS. ITS punya program MBKM internal dan eksternal. Program MBKM internal melaksanakan dengan memberikan hak belajar mahasiswa satu semester setara 20 SKS (satuan kredit semester) di luar program studi (prodi) pada PT yang sama. ’’Untuk program MBKM eksternal, mahasiswa dapat menempuh prodi yang sama di PT berbeda atau prodi berbeda di PT berbeda. Paling lama dilakukan dua semester atau setara 40 SKS,’’ terangnya.

Sementara itu, Universitas Airlangga (Unair) memiliki beragam program unggulan untuk mengemas program MBKM. Salah satunya, mengadakan magang bersertifikat bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya seperti di dinas kependudukan dan pencatatan sipil (dispendukcapil). ’’Ini sudah tahun kedua bagi Unair,” ujar Direktur Pendidikan Unair Prof. Sukardiman. ’’Harapannya, bisa menunjang profil lulusan Unair. Misalnya, menjadi entrepreneur, periset, pengajar, dan lainnya,” jelasnya.

Perguruan tinggi lain, Universitas Negeri Surabaya (Unesa), juga terus memoles sistem dan implementasi berbagai program. Salah satunya dengan integrasi pencatatan program yang diambil mahasiswa dalam SIM Melisa. ”Mahasiswa bisa mendaftar lewat SIM Melisa. Di dalamnya ada pilihan magang, KKN, pertukaran pelajar, dan lain-lain,” papar Ketua Satuan MBKM Unesa Dr. Muhammad Sholeh, M.Pd.

Sementara itu, Kepala Excellence in Learning and Teaching Center UK, Petra Aditya Nugraha mengatakan, program MBKM sejalan dengan kurikulum pihaknya, yaitu leadership enchantment program. Menurut dia, ada dua program inisiasi Kemendikbudristek yang paling diminati mahasiswa, yaitu pertukaran pelajar internasional (IISMA) serta magang dan studi independen bersertifikat (MSIB). ’’Lima program sejatinya sudah berjalan. Yang paling favorit itu,’’ jelasnya.

Sumber: Jawapos.com

Teknologi informasi semakin canggih; fitnah dan aib semakin tersebar. Jumlah minuman semakin banyak jenisnya. Air bersih semakin berkurang jumlahnya. Ilmu semakin tersebar, adab dan akhlak semakin lenyap. Belajar semakin mudah. Guru semakin tidak dihargai. Banyak orang mendirikan bangunan, tapi tidak mereka tempati. Dan banyak orang mengumpulkan makanan, tapi tidak mereka makan. Jumlah manusia semakin banyak, tapi rasa kemanusiaan semakin menipis. Itu semuanya merupakan realitas yang tidak bisa dimungkiri.

Dalam menghadapi realitas semacam itu, membutuhkan kemapanan rohani dan kecerdasan berpikir.  Mari kita tumbuh kembangkan berpikir positif dan berjiwa optimis. Optimisme adalah paham keyakinan atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan dan sikap selalu mempunyai harapan baik dalam segala hal.

Sumber: jawapos.com

(NOMOR 36 s.d. 45)

Dalam satu kantong plastik terdapat buah salak dan buah apel. Total buah pada kantong plastik tersebut adalah 90 buah. Perbandingan buah salak dan buah apel pada kantong tersebut adalah 4 : 5.

Manakah dari tiga pernyataan berikut yang bernilai benar berdasarkan informasi di atas
1)    banyaknya buah salak adalah 50 buah
2)    banyaknya buah apel adalah 40 buah
3)    selisih banyaknya buah salak dan buah apel adalah 10 buah

(NOMOR 46 s.d. 55)

SKK Migas terus berupaya mengejar target produksi minyak 1 juta BOPD dan gas 12 BSCFD pada tahun 2030. Upaya ini salah satunya diwujudkan melalui penandatanganan sejumlah nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan beberapa perusahaan. Pada pelaksanaan 3^rd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2022 (IOG 2022), yang digelar di Nusa Dua, Bali, Kamis (24/11), SKK Migas dan kontraktor KKS melakukan penandatanganan dengan tujuh perusahaan penyedia teknologi mitra bisnis.

Adapun ketujuh perusahaan tersebut yakni Schlumberger, Landmark Halliburton, Superintending Company of Indonesia (Sucofindo), Konsorsium Luas Birus Utama-Patra Abdi Sejati-Petrotech Penta Nusa-ANTON, Solar Services Indonesia (Solar Turbines), PT Pertamina International Shipping dan PT Perkebunan Nusantara III (Persero).

"Penandatanganan hari ini membuktikan bahwa IOG 2022 bukan hanya sebuah konvensi tetapi ada tindakan nyata berupa business deal sebagai mendorong kemajuan industri hulu migas Indonesia" , ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam acara IOG 2022, Kamis (24/11/2022).

Sumber: detik.com

(1) Penelitian baru menunjukkan bahwa burung terberat di dunia yang mampu terbang, ternyata menggunakan tanaman sebagai obat. (2) Burung ini pun kini masuk dalam daftar sebagai hewan baru dengan perilaku tersebut. (3) Temuan fakta unik burung pakai tanaman untuk obat ini merupakan hasil studi setelah peneliti dari Madrid di Spanyol mempelajari data 619 kotoran burung bustard. (4) Peneliti menemukan bahwa dua spesies tumbuhan paling banyak yang dimakan oleh burung memiliki efek anti parasit. (5) "Disini kami menunjukan bustard besar lebih suka memakan tanaman yang mengandung senyawa kimia dengan efek anti parasit," kata Luis M. Bautista-Sopelana, seorang ilmuwan dari National Museum of Natural Science, Madrid.

(6) Dilansir dari CNN, Jumat, (25/11/2022) burung bustard besar adalah spesies burung terberat di dunia yang ditemukan di beberapa bagian Eropa. Afrika. dan Asia. (7) Burung bustard besar termasuk dalam kelompok hewan yang rentan dari kepunahan berdasarkan ‘Daftar Merah Spesies Terancam Punah’ menurut IUCN. (8) Saat ini, sekitar 70 persen populasi burung terberat di dunia itu berada di semenanjung Iberia.

Sumber: kompas.com

Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan angka pengangguran terbuka menurut provinsi periode Agustus 2020-2022. Dalam konferensi pers awal pekan ini, Kepala BPS, Margo Yuwono menjelaskan secara spasial angka pengangguran paling tinggi ada di wilayah Jawa Barat. "Tertinggi di Jawa Barat yaitu 8,31%, lalu angka pengangguran terendah di Sulawesi Barat yaitu 2,34%", kata Margo, ditulis Sabtu (12/11/2022).

Jawa Barat menempati urutan pertama yaitu 8,31%, lalu Kepulauan Riau 8,23%, Banten 8,09%, DKI Jakarta 7,18%, Maluku 6,88%, Sulawesi Utara 6,61%, Sumatera Barat 6,28%, Aceh 6,17%, Sumatera Utara 6,16% dan Kalimantan Timur 5,71%.

BPS juga mencatat dari hasil Sakernas per Agustus 2022 tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 5,68%. "Ini artinya dari 100 orang angkatan kerja, ada sekitar 6 orang yang menganggur," tulisnya.

Periode Agustus 2022 TPT laki-laki sebesar 5,93% atau turun 0,81% angka ini lebih tinggi dibanding TPT perempuan sebesar 5,75% (turun 0,36%). Sedangkan menurut tempat tinggal, TPT di perkotaan sebesar 7,74% jauh lebih tinggi dari TPT di daerah pedesaan yaitu 3,43%. "TPT perkotaan dan perdesaan memiliki pola yang sama yaitu turun dibandingkan Agustus 2021, masing-masing sebesar 0,58% dan 0,74%," jelasnya.

Sumber: Detikfinance.com

Insight Asia baru saja merilis hasil riset yang berjudul "Consistency That Leads: 2023 E-Wallet Industry Outlook" pada Senin (28/11/2022) kemarin. Hasil riset menunjukkan 71% responden aktif menggunakan dompet digital untuk berbagai macam transaksi mereka. Penelitian ini dilakukan di area Jabodetabek, Bandung, Medan, Makassar, Semarang, Palembang, dan Pekanbaru dengan 1.300 responden. Responden tersebut dapat memilih lebih dari satu pilihan.

Berdasarkan hasil riset tersebut, penggunaan dompet digital mengungguli metode pembayaran lainnya seperti uang tunai (49%), transfer bank (24%), QRIS (21%), Paylater (18%), kartu debit (17%), dan VA transfer (16%).

Dari 71% pengguna dompet digital aktif, ditemukan bahwa 71% responden menggunakan GoPay sebagai metode transaksi selama 5 tahun ini dan 58% konsumen menggunakan GoPay selama 3 bulan ini.

Selanjutnya 70% responden menggunakan OVO sebagai metode transaksi dan sebanyak 53% responden menggunakan OVO sebagai metode transaksi selama 3 bulan ini. Posisi terakhir dalam tiga besar penggunaan dompet digital diisi oleh DANA. Sebanyak 61% responden pernah menggunakan DANA namun tidak termasuk dalam tiga besar kategori penggunaan dalam tiga bulan terakhir. Lalu ada ShopeePay yang digunakan oleh 51% responden dalam 3 bulan terakhir namun tidak masuk dalam 3 besar kategori pernah digunakan secara keseluruhan oleh orang Indonesia.

"Ada 5 faktor utama yang membuat platform dompet digital (e-wallet) menjadi pemimpin pasar, yaitu keamanan, perlindungan, kemudahan dan kenyamanan, batas bulanan gratis serta relevansinya untuk penggunaan sehari-hari," ucap Research Director Insight Asia, Olivia Samosir, dikutip dari The Star, Selasa (29/11/2022).

Olivia juga menambahkan bahwa memenangkan preferensi konsumen tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat, hal itu harus didukung dengan performance yang konsisten. "Konsistensi dalam memberikan apa yang konsumen butuhkan merupakan satu faktor yang dapat menciptakan pengalaman yang positif bagi konsumen, dimana hal tersebut dapat membuat konsumen setia menggunakan brand tersebut," ujar Olivia.

Sumber: DetikFincance.com

(NOMOR 56 s.d. 65)

¹The immune system has a vital role: It protects your body from harmful substances, germs and cell changes that could make you ill. It is made up of various organs, cells and proteins.

²As long as your immune system is running smoothly, you don’t notice that it’s there. But if it stops working properly – because it’s weak or can't fight particularly aggressive germs – you get ill. Germs that your body has never encountered before are also likely to make you ill. Some germs will only make you ill the first time you come into contact with them. These include childhood diseases like chickenpox.

³Without an immune system, we would have no way to fight harmful things that enter our body from the outside or harmful changes that occur inside our body. The main tasks of the body’s immune system are to fight disease-causing germs (pathogens) like bacteria, viruses, parasites or fungi, and to remove them from the body; to recognize and neutralize harmful substances from the environment; and to fight disease-causing changes in the body, such as cancer cells.

⁴The immune system can be activated by a lot of different things that the body doesn’t recognize as its own. These are called antigens. Examples of antigens include the proteins on the surfaces of bacteria, fungi and viruses. When these antigens attach to special receptors on the immune cells (immune system cells), a whole series of processes are triggered in the body. Once the body has come into contact with a disease-causing germ for the first time, it usually stores information about the germ and how to fight it. Then, if it comes into contact with the germ again, it recognizes the germ straight away and can start fighting it faster.

⁵The body’s own cells have proteins on their surface, too. But those proteins don’t usually trigger the immune system to fight the cells. Sometimes the immune system mistakenly thinks that the body's own cells are foreign cells. It then attacks healthy, harmless cells in the body. This is known as an autoimmune response.

⁶There are two subsystems within the immune system, known as the innate (non-specific) immune system and the adaptive (specific) immune system. Both of these subsystems are closely linked and work together whenever a germ or harmful substance triggers an immune response.

⁷The innate immune system provides a general defence against harmful germs and substances, so it’s also called the non-specific immune system. It mostly fights using immune cells such as natural killer cells and phagocytes (“eating cells”). The main job of the innate immune system is to fight harmful substances and germs that enter the body, for instance through the skin or digestive system.

⁸The adaptive (specific) immune system makes antibodies and uses them to specifically fight certain germs that the body has previously come into contact with. This is also known as an “acquired” or specific immune response.

⁹Because the adaptive immune system is constantly learning and adapting, the body can also fight bacteria or viruses that change over time.

Source: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK279364/

Why Use Quantum Computers

¹There are many ways to understand why quantum mechanics is hard to simulate. Perhaps the simplest is to see that quantum theory can be interpreted as saying that matter, at a quantum level, is in a multitude of possible configurations (known as states). Unlike classical probability theory, these many configurations of the quantum state, which can be potentially observed, may interfere with each other like waves in a tide pool. This interference prevents the use of statistical sampling to obtain the quantum state configurations. Rather, we have to track every possible configuration a quantum system could be in if we want to understand the quantum evolution.

²The foundational core of quantum computing is to store information in quantum states of matter and to use quantum gate operations to compute on that information, by harnessing and learning to "program" quantum interference.

³An early example of programming interference to solve a problem thought to be hard on our conventional computers was done by Peter Shor in 1994 for a problem known as factoring. Solving factoring brings with it the ability to break many of our public key cryptosystems underlying the security of e-commerce today, including RSA and Elliptic Curve Cryptography. Since that time, fast and efficient quantum computer algorithms have been developed for many of our hard classical tasks: simulating physical systems in chemistry, physics, and materials science, searching an unordered database, solving systems of linear equations, and machine learning.

⁴A quantum computer isn't a supercomputer that can do everything faster or that can solve any problem. The problems that a quantum computer can solve more efficiently than a classical computer are called BQP (bounded-error quantum polynomials), meaning that they are solvable by a quantum computer in polynomial time. Examples of BQP problems include the factoring problem and the search problem.

https://learn.microsoft.com/en-us/azure/quantum/concepts-overview

¹New research from the University of Georgia suggests age and risk perception may have as much of an effect on COVID-19 vaccine acceptance as party affiliation.

²“There’s been a lot of attention to political ideology as a barrier to COVID-19 vaccination acceptance,” said Glen Nowak, corresponding author of the study and professor in Grady College. “What we found in our survey was that’s not so much true as people get older. Current CDC coverage data affirms this. People who are 65 and older are almost universally vaccinated, particularly as you start getting to 75 and older.”

³The nationally representative survey of more than 1,000 people examined how demographic characteristics—such as age and sex, political ideology, and news source preference—related to views on COVID-19 and vaccine intent.

⁴Respondents who were age 50 or older considered themselves more at risk for severe illness from the coronavirus. And they were more concerned that catching the virus would negatively impact their daily lives.

⁵Younger Americans were less likely to consider themselves at risk of severe illness. They’re also less likely to worry about contracting the virus and less likely to keep themselves up to date on the latest COVID-related news.

⁶“Looking at 18- to 29-year-olds, it’s not surprising that they are the group with the lowest overall COVID vaccination rates because they’re not a group that is suffering serious illness and death from COVID,” said Nowak, who also serves as co-director of UGA’s Center for Health and Risk Communication. “Are there instances of that? Absolutely. But it’s relatively rare. I think many people in that age group understand that.”

⁷Published in the International Journal of Strategic Communication, the study found that political affiliation and where participants got their news were the most consistent predictors of how an individual felt about their COVID-19 risk level and their vaccine intent.

⁸Liberals in the study viewed the virus as a bigger threat to their daily lives than conservatives. They worried about becoming ill, believed symptoms would be severe and expressed concern that they could pass the disease to others. They were also more likely to accept the vaccine and trust authority figures like the CDC and FDA.

⁹Both liberals and moderates believed medical care and treatment would be more difficult to access than conservatives.

¹⁰Surprisingly, people who said they get their COVID-19 news from a variety of sources, both conservative and liberal, were more likely to be vaccine hesitant than those who stuck to partisan news sources.

¹¹“If you had asked us before we this study, we would have said pretty confidently that people who were looking at a wide array of information would be much more likely to be vaccinated and have much more confidence in the vaccine,” Nowak said. “What this suggested was the opposite in many instances. Many people who tried or said that they looked at a broad spectrum of information sources came away less confident and more uncertain about the vaccine and its value.”

Source: https://grady.uga.edu/age-may-rival-politics-in-covid-19-vaccine-debate/